MALANG,Mediarepublikjatim.com - Kirab Seni dan Budaya di Kelurahan Cemorokandang Kecamatan Kedungkandang Kota Malang, Minggu (20/7/2025) meriah tanpa adanya sound horeg.
Kegiatan rangkaian acara Grebeg Suro digelar oleh Kegiatan tersebut dibuka langsung oleh Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat dan turut dihadiri pula oleh Ketua DPRD Kota Malang, Amithya Ratnanggani Sirraduhita dan Kepala Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata (Kadisporapar) Kota Malang, Baihaqi.
Kegiatan itu berlangsung mulai dari Jalan Raya Cemorokandang kemudian berakhir di depan Kelurahan Cemorokandang. Meskipun tanpa sound horeg, acara yang rutin digelar setiap tahun itu berlangsung meriah.
Lurah Cemorokandang, Mokhamad Dulajis mengatakan, bahwa kegiatan tersebut diikuti sebanyak 16 peserta. Dan para peserta menampilkan berbagai macam atraksi mulai dari kesenian bantengan, kuda lumping hingga kesenian tari.
"Para pesertanya ini, merupakan perwakilan dari seluruh RW di wilayah Cemorokandang yang jumlahnya ada 11 RW. Dan mayoritas, pesertanya adalah generasi muda yang antusias dan peduli dengan budaya," ujarnya kepada medis.
Mengangkat tema sejarah cikal bakal wilayah Cemorokandang, lewat kegiatan ini diharapkan menjadi langkah penguatan dan pengenalan budaya kepada generasi muda.
"Untuk tahun ini, kami sepakat mengangkat tema budaya lokal kami sendiri yaitu sejarah wilayah Cemorokandang. Ini sebagai langkah pengenalan dan penguatan budaya kepada generasi muda," tambahnya.
Pihaknya juga mengungkapkan, bahwa kegiatan di tahun ini tidak menggunakan sound horeg. Selain tidak sesuai dengan makna acara, juga mematuhi kebijakan Pemkot Malang tentang larangan penggunaan sound horeg.
"Kami menghargai kebijakan dari Pemkot Malang, dan sudah melakukan sosialisasi agar mereka (peserta karnaval) tidak menggunakan sound horeg. Oleh karenanya, sound yang dipakai adalah sound system yang standar. Artinya, suara yang dihasilkan nyaman didengar oleh telinga manusia dan tidak merugikan warga dari wilayah terdekat maupun penonton," terangnya.
Sementara itu, Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat mengapresiasi positif digelarnya kegiatan kirab budaya dan seni tersebut. Meskipun tidak ada sound horeg, acara itu berlangsung meriah dan masyarakat tetap antusias.
"Kami mengapresiasi positif terkait gelaran pawai budaya apalagi terkait dengan gebyar suroan. Namun, jangan sampai dalam pelaksanaannya ada hal-hal yang menggangu masyarakat,
Contohnya, seperti yang terjadi di wilayah Mulyorejo Kecamatan Sukun sudah diingatkan (untuk mengecilkan suara sound horeg) tetapi tetap seperti itu (akhirnya jadi ricuh). Tetapi saya lihat sampai sekarang, tidak terjadi hal-hal yang mengganggu masyarakat dan masih dalam tahap yang wajar," bebernya.
Saat ditanya lebih lanjut terkait penegasan aturan larangan sound horeg, Wahyu menyebut masih menunggu Surat Edaran (SE) dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim.
"Informasinya, Pemprov Jatim akan mengeluarkan SE terkait sound horeg, sehingga kami lihat nantinya seperti apa dan hal itu kami jadikan dasar dalam membuat aturan. Karena aturan ini sudah masuk ke dalam ranah ketentraman dan ketertiban umum," tandasnya.(Red/Imam)