Temuan Jenazah Terbungkus Karpet Terkuak Pensiunan TNI AD

MAGETAN,Mediarepublikjatim.com-Identitas mayat yang terbungkus karpet yang ditemukan di bawah jembatan Tol Ngawi-Solo mulai terkuak. Pria itu Sumiran (57) warga Desa Pragak Kecamatan Parang Kabupaten Magetan, Jawa Timur."Sumiran adalah seorang pedagang angkringan. Punya empat gerobak. Ada beberapa tenaga kerja. Pria itu mantan anggota TNI Angkatan Darat. Pangkat terakhir Sersan Dua (Serda). Sebelum pensiun, berdinas di Kodim 0804 Magetan. Dia pensiun sejak 2018 lalu.

Setelah pensiun, dia mulai buka warung hingga bahkan punya empat gerobak angkringan. Sempat sekali Sumiran pernah dilaporkan ke Polres Magetan pada 2022 lalu. Tepatnya, pada 7 Januari 2022. Dia diduga menganiaya anak tetangga dibawah umur saat itu. Namun, saat itu kasus berakhir damai.

Kemudian, lama tak ada kabar, bapak dua anak itu rupanya berjualan angkringan di wilayah Ponorogo sejak beberapa tahun terakhir. Dia merekrut anak-anak muda untuk jadi pegawainya. Hingga, dia punya empat gerobak angkringan dan berjualan di beberapa lokasi berbeda.

Sumiran kerap sekali keluar membawa mobil Honda Jazz putih tujuannya untuk mencari lokasi jualan. Kadang sehari dua hari dia tak pulang ke rumah. Namun, dia selalu memberi kabar ke keluarganya. Di mana, dengan siapa, sedang apa. Setidaknya, istrinya tahu.

Terakhir dia keluar dari rumah yakni pada 23 Juni 2023 pukul 20.00 WIB. Sejak saat itu, dia tak pernah kembali. Ponselnya tidak aktif, dalam WhatsApp tertulis,”terakhir dilihat pada 24 Juni 2023 pukul 02.00 WIB”

Sejak saat itu, istri Sumiran yakni Suciani (51) curiga. Tak biasanya suaminya keluar rumah dengan mematikan ponsel. Sehari dua hari, telpon tetap tak diangkat. Suara di seberang telepon mengatakan nomor yang dituju sedang tidak aktif. Selalu begitu, sampai Suciani bingung dan memberitahu kerabatnya.

Sampai akhirnya, dia melihat pemberitaan di televisi. Terkait dugaan pembunuhan di Jenangan Ponorogo. Suciani mulai berdiskusi dengan kerabat, apakah dirinya dan keluarga sebaiknya turut bertanya pada pihak kepolisian.

Dia pun bertanya-tanya pada polisi, namun karena Sumiran sudah dewasa dan kondisinya normal, maka dia diminta menunggu sampai Idul Adha. Siapa tahu, saat itu pulang.

Namun, lagi-lagi justru berita mengejutkan yang didengar Suciani. Ada temuan mayat terbungkus karpet di bawah Jembatan Tol Ngawi Solo KM 557, tepatnya masuk Desa/Kecamatan Widodaren. Mayat pria itu diduga berkaitan dengan dugaan pembunuhan di rumah kontrakan Jenangan Ponorogo.

Kecurigaannya sempat memuncak, karena ada Honda Jazz yang diduga adalah yang digunakan Sumiran sempat disebut. Honda Jazz itu digunakan pelaku untuk kabur dari rumah kontrakan yang digunakan untuk pembunuhan.

Bertanyalah dia dan keluarga ke Polres Ponorogo. Merasa ada kecocokan, polisi pun mengajaknya ke Instalasi Forensik dan Medikolegal RSUD dr Soeroto Ngawi untuk melihat jenazah tersebut pada Selasa (4/7/2023).

Sejak datang bersama adik kandung, adik ipar, serta putra sulungnya Arfian Rani Lauzunta (20). Suciani sempat menunggu pihak Polres Ngawi yang bakal turut mendampingi saat masuk ke ruang autopsi.

Tepat pukul 14.27, di memasuki ruang autopsi. Sekitar 10 menit, mulai terdengar suara tangisan yang memecah keheningan ruang instalasi forensik dan medikolegal RSUD dr Soeroto. Suciani kenal betul, ada luka di bagian kaki jenazah yang dilihatnya. Tinggi badannya sama dengan sang suami. “Ya benar ini suami saya,” kata Suciani pada petugas.

Kasat Reskrim Polres Ngawi AKP Agung Joko Haryono dan Kasat Reskrim Polres Ponorogo AKP Nikolas Bagas Yudhi Kurnia akhirnya berdiskusi. Tetap perlu pembuktian dari DNA. Putra korban pun diambil sampel darahnya oleh petugas medis untuk dijadikan pembanding untuk pemeriksaan DNA di Labfor Polda Jawa Timur.

Meski begitu, jenazah korban sudah kami serahkan pada pihak keluarga untuk dimakamkan. Kami akan tetap melanjutkan penyelidikan,” kata Kasat Reskrim Polres Ponorogo AKP Nikolas Bagas Yudhi Kurnia saat berada di Instalasi Forensik dan Medikolegal RSUD dr Soeroto Ngawi, Selasa (4/7/2023)."Suciani hanya bisa pasrah. Kini dia sudah tenang, setidaknya dia bisa menjemput sang suami pulang. Meski sudah tidak bernyawa.(lm)