Peringati Hari Kartini, Sendy Krisna Puspitasari: Sejarah Emansipasi Perempuan Tangguh Dan Hebat Indonesia

Surabaya,Mediarepublikjatim.com-Raden Ajeng Kartini atau RA Kartini merupakan perempuan Jawa yang menjadi Pahlawan Indonesia. Beliau dikenal sebagai pelopor kebangkitan perempuan Indonesia. R.A. Kartini lahir di Jepara, 21 April 1879. Kini, tanggal kelahirannya diperingati sebagai Hari Kartini. Kamis (21/4/2022).

Kartini merupakan tokoh wanita inspiratif yang berjuang memperjuangkan hak perempuan Indonesia. Sejarah perjuangan emansipasi perempuan di Indonesia tidak terlepas dari peran R.A. Kartini yang memperjuangkan kesetaraan antara kaum perempuan dan pria. lebih tepatnya sudah 143 tahun sejak tahun 1879, perjuangan itu terus berkumandang untuk melawan ketidakadilan terhadap kaum perempuan. 

Didalam momentum Hari Kartini, juga banyak sosok perempuan yang menginspiratif serta mencontoh perjuangan R.A. Kartini yang mengemansipasi perempuan Indonesia. Salah satunya sosok perempuan inspiratif datangnya dari bidang Pendidikan di Indonesia, yakni "Sari". Sari lahir di Surabaya, 12 Desember 1993.

"Sari" mempunyai nama asli Sendy Krisna Puspitasari merupakan lulusan pascasarjana S-1 Universitas Wijaya Kusuma Surabaya dengan jalur Beasiswa, lulusan S-2 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya (Untag) dengan jalur pribadi, serta saat ini tengah menjalani program studi S-3 Unair Surabaya dengan jalur pribadi. 

Sementara itu, "Sari" saat ini bekerja menjadi Tenaga Outsourcing di Lingkungan Pemerintah Kota Surabaya, serta membuka kursus belajar (Les) untuk anak sekolah SD - SMP, untuk menopang kebutuhan hidup dan biaya S-3 Unair Surabaya.

Di Hari Peringatan Kartini ini, "Sari" menyampaikan bahwasanya fenomena unik yang kita temui tiap Hari Kartini, hampir semua perempuan Indonesia pada hari itu berupa untuk melepaskan pakaian modernnya dan berganti dengan pakai kebaya yang merupakan salah satu pakaian tradisional Indonesia. Hal ini dimaknai dengan nilai-nilai yang diharapkan dari seorang perempuan, yaitu : bisa beradaptasi, luwes, lemah lembut, sabar, mandiri dan berdampak bagi sekitarnya.

“Momen hari ini merupakan upaya kita semua untuk mengenang sosok perempuan tangguh yang berjuang dalam gelapnya kehidupan perempuan kala itu terutama dalam hal kesetaraan pendidikan dan pekerjaan,” ungkap "Sari".

Ia menambahkan, dalam melihat keadaan masyarakat di sekitarnya, R.A. Kartini banyak memusatkan perhatiannya pada persoalan-persoalan yang sedang terjadi. Seperti persoalan nasib kaum perempuan, pendidikan, kesenian, kesehatan dan sebagainya, hal ini jelas terlihat bahwa R.A. Kartini adalah seorang yang memiliki pandangan dan pengetahuan yang amat luas dan beranekaragam.

Dengan usaha dan kegigihan R.A. Kartini, ia berhasil membawa cahaya terang terhadap kesetaraan perempuan di masa kini, "Sari" mencontohkan, banyak kita temui sekarang perempuan dapat bebas atau setara dengan lelaki dalam hal meraih pendidikan dan mendapatkan pekerjaan yang mereka inginkan.

“Perempuan saat ini tidak bisa dipandang sebelah mata lagi. Seiring perkembangan zaman itulah, perempuan Indonesia dapat mensejajarkan diri mereka dengan kaum pria dari berbagai bidang kehidupan, baik di bidang politik, ekonomi, sosial, dan pendidikan. Kartini masa kini adalah orang yang mandiri, baik secara finansial maupun dalam kepribadian. Serta mereka memiliki kecerdasan dan daya guna, yang artinya mampu memberikan manfaat, baik itu untuk diri mereka sendiri maupun untuk lingkungannya,” tutupnya. 

Semoga perjuangan "Sari" bisa menjadikansemboyan R.A. Kartini, "Habis Gelap Terbitlah Terang", yang diikuti perempuan Indonesia untuk meraih pendidikan setinggi-tingginya. (Lim/wy)