Tulungagung,Mediarepublikjatim.com-RSUD dr. Iskak Tulungagung, bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung menggelar sosialisasi layanan kegawatdaruratan terpadu atau Public Safety Center (PSC) 119."Sosialisasi ini dilakukan sebagai upaya penurunan angka kematian ibu dan bayi (PENAKIB) di Kabupaten Tulungagung.
Berlokasi di Balai Desa Keboireng Kecamatan Besuki, kegiatan dihadiri berbagai elemen masyarakat, seperti tokoh agama, kepemudaan, TP PKK desa, dan juga kader posyandu balita.
Direktur RSUD dr. Iskak Tulungagung, dr. Supriyanto Dharmoredjo, Sp. B, FINACS, M.Kes yang hadir langsung dalam kegiatan itu menekankan pentingnya layanan kegawatdaruratan terpadu untuk membantu masyarakat dalam menghadapi situasi gawat darurat. Baik gawat darurat medis maupun non-medis.
Tak hanya itu, Supriyanto juga mengungkapkan pentingnya kesadaran masyarakat akan hak-hak layanan di bidang kesehatan."Sebab dengan mengetahui hak-hak pasien, manajemen rumah sakit dapat memberikan layanan seoptimal mungkin.
“Sebenarnya program ini sudah berjalan tujuh tahun lalu. Namun, seiring berjalannya waktu dan adanya evaluasi, kami merasa perlu adanya sosialisasi yang lebih masif lagi agar masyarakat semakin paham,” ujarnya.
Tak hanya terkait pemahaman konseptual, dalam kegiatan tersebut para peserta yang sebagian besar kader posyandu juga diajak untuk mempraktikkan langsung teknis pengoperasian aplikasi PSC 119.
“Kami berharap hasil pelatihan nanti disosialisasikan lagi ke keluarga, teman, tetangga dan di organisasi masing-masing, agar semakin banyak masyarakat yang paham akan hal pelayanan kesehatan ini,” kata Dokter Pri, sapaan akrab dr. Suprianto.
Dikatakan, program PENAKIB selama ini menjadi isu krusial dalam menjamin keselamatan masyarakat. Pasalnya, kesehatan ibu dan anak menjadi salah satu variabel utama bagi negara dalam upayanya menyiapkan generasi ke depan yang lebih unggul dan berkualitas.
“Saya sebagai direktur rumah sakit diizinkan pak Bupati untuk menjamin kesehatan ibu-ibu, bahkan yang pranikah dan usia bayi sampai 1.000 hari. Paling penting untuk menyiapkan generasi maju, pintar, beradab, dan bermartabat,” ujarnya.
Selain praktik pengoperasian PSC 119, para peserta juga turut dijelaskan mengenai penyakit jantung."Hal ini karena berdasarkan data yang tercatat, ada sekitar 50 laki-laki usia produktif meninggal dunia akibat serangan jantung.
Padahal, bila bisa mendapat akses kesehatan yang cepat dan tepat, pasien bisa ditangani dan begitu juga angka penderita stroke yang juga tinggi."Di Tulungagung, PSC 119 merupakan layanan kegawatdaruratan terpadu yang dapat melayani kejadian kegawatdaruratan medis maupun non-medis.
Kejadian medis diantaranya serangan jantung, serangan stroke, kecelakaan lalu lintas, kegawatdaruratan ibu anak, keracunan, tidak sadar dan kejang.
Sedangkan kejadian non-medis seperti kebakaran bencana alam, pohon timbang, banjir, longsor, gangguan keamanan dan ketertiban, KDRT, kekerasan seksual, dan lainnya. PSC 119 juga merupakan kolaborasi dari banyak komponen, seperti Polres, Kodim, BPBD, Damkar, PMI, Satpol PP, PU, Dinkes atau Puskesmas dan rumah sakit. ** (End)