Lamongan,Mediarepublikjatim.com-Pelaksanaan seleksi perangkat Desa Sugihwaras Kecamatan Kalitengah Kabupaten Lamongan menimbulkan polemik. Pasalnya, diduga ada kecurangan saat proses seleksi untuk 3 lowongan jabatan ini sedang berlangsung."Adapun 3 lowongan jabatan yang diperebutkan itu yakni jabatan Kepala Urusan (Kaur) Umum dan Perencanaan, lalu Kaur Keuangan, dan Kepala Dusun (Kasun)
Munculnya dugaan kecurangan dari warga tersebut karena adanya kejanggalan dari nilai yang didapat oleh ketiga calon terpilih. Di papan pengumuman hasil seleksi, tertera bahwa masing-masing calon terpilih memperoleh nilai sempurna yakni 100.
Diketahui, tes tertulis seleksi bagi peserta ini digelar di Balai Desa Sugihwaras, pada Selasa (19/7/2022) lalu."Peserta tes ini terdiri dari 8 orang, di antaranya sebanyak 3 peserta untuk jabatan Kaur Umum dan Perencanaan, lalu untuk Kaur Keuangan sebanyak 3 peserta, dan untuk Kasun Sumberjo sebanyak 2 peserta."Saat seleksi dan pengumuman hasil ujian di Kantor Balai Desa Sugihwaras Kecamatan Kalitengah, Lamongan, pada Selasa (19/7/2022) lalu.
Pada hari yang sama, hasil dari tes tersebut langsung diumumkan melalui papan pengumuman yang terpampang di Balai Desa dan bisa disaksikan oleh para warga setempat."Salah satu peserta seleksi, Edi Yuswantoro menyampaikan bahwa selain munculnya kejanggalan soal nilai, para peserta yang terpilih ini juga masih memiliki hubungan keluarga dengan oknum perangkat desa setempat.
Menurut Edi, calon yang terpilih sebagai Kaur Umum dan Perencanaan adalah Rohman yang merupakan adik dari Kasun Mungsu (salah satu dusun dari 5 dusun di desa sugihwaras)."Lalu yang terpilih sebaga Kaur Keuangan adalah Atik Kurniawati yang merupakan anak kandung dari Mantan Kaur Keuangan, yang baru saja purna tugas. Sedangkan untuk yang terpilih sebagai Kasun Sumberjo adalah Imam Sholikin.
Tak cukup itu, ungkap Edi, pihaknya juga mempertanyakan tentang legalitas dan aturan terkait tupoksi tim independen. Menurutnya, tim independen ini sayogyanya hanya bertindak sebagai pengawas, bukan malah ikut campur dalam semua tahapan seleksi.“Beberapa calon masih anggota keluarga perangkat desa. Calon yang terpilih ini diduga sudah dikondisikan pak. Terlalu mencolok, jangan-jangan memang sudah bocor soalnya, masak kok dapat nilai 100 ketiga-tiganya,” ungkapnya, Minggu (24/7/2022).
Hal senada juga dikatakan oleh peserta seleksi lainnya, Mujiono Adi Saputro, bahwa awalnya banyak warga yang ingin mendaftar dalam seleksi perangkat desa ini. Namun, warga lebih dulu minder karena muncul isu bahwa seleksi ini sudah dikondisikan untuk calon yang terpilih.“Sejak awal warga sudah menduga jika tes yang diadakan hanya sebatas formalitas. Akhirnya banyak yang memutuskan untuk tidak mendaftar. Toh terbukti saat hari H, calon-calon yang dimaksud itulah yang akhirnya terpilih, apalagi dapat nilai 100 sempurna,” bebernya.
lebih lanjut, Putro juga menegaskan bahwa dugaan pengondisian ini hingga kini masih menjadi perbincangan hangat di kalangan warga desa. Ia juga membenarkan, kejadian serupa pernah terjadi pada beberapa tahun yang lalu saat proses seleksi untuk jabatan Kaur Umum, bahkan sampai ada aksi demontrasi dari warga.“Kejanggalan memang ada, dan kayaknya sudah dikondisikan mas. Bahkan, salah satu calon seleksi yang terpilih ini sebelumya sudah berani keluar dari pekerjaannya, karena ia sudah sangat yakin bakal terpilih,” tukas pria yang pertama kali mengikuti seleksi ini.
Sementara itu, Sekretaris Desa (Sekdes) Sugihwaras, Supriyo saat dikonfirmasi media mengaku bahwa proses seleksi 3 jabatan perangkat desa ini berlangsung dengan baik dan sesuai dengan sebagaimana mestinya.“Alhamdulillah, pelaksanaan berjalan lancar sesuai petunjuk teknis yang ditetapkan. Dan memang ada perbincangan seperti itu (dugaan kecurangan). Namun, Alhamdulillah suasana di desa kondusif,” kata Supriyo kepada media Minggu (24/7/2022).
Selain itu, Supriyo juga menuturkan bahwa pelaksanaan ujian tersebut telah dilakukan secara adil dan profesional dengan melibatkan panitia dan pihak independen dari Universitas PGRI Adi Buana Surabaya.“Panitianya terdiri dari 7 orang yang dipilih dari perwakilan beberapa unsur. Kami juga bekerja sama dengan tim independen dari Universitas PGRI Adi Buana Surabaya,” tandasnya.
Saat disinggung mengenai dugaan kecurangan seperti yang hangat diperbincangkan, Supriyo menjawab jika pihaknya tak mempersalahkannya. Yang penting, katanya, pihak desa sudah melakukannya secara prosedural.“Mengenai hasil ujian yang didapat nilainya 100 dan adanya hubungan keluarga calon yang terpilih dengan perangkat desa ini hanya kebetulan. Lagi pula saat ujian dan pengumuman hasilnya juga disaksikan oleh masing-masing keluarga dan masyarakat,” paparnya.
Sebagai informasi, seleksi perangkat di Desa Sugihwaras ini terdiri dari 6 materi ujian, yang meliputi materi Pancasila dan UUD 1945, Pengetahuan Pemerintahan dan/Pemerintahan Desa, Pengetahuan Agama, Administrasi Perkantoran, Pengetahuan umum, dan materi Komputer.
Secara terpisah, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Kabupaten Lamongan, Moh. Zamroni menyatakan bahwa pihaknya belum mengetahui secara pasti mengenai polemik seleksi perangkat yang terjadi di Desa Sugihwaras ini.
Pihaknya menegaskan akan melakukan kajian lebih dalam terkait perkara ini. “Saya belum dapat penjelasan dari pihak kecamatan selaku panwas pelaksanaan ujian perangkat desa. Coba kita mintakan keterangan atau penjelasan dari kecamatan,” ujarnya,(im)