Cabuli Anak Dibawah Umur, Kernet Bus Dibekuk Polisi di Terminal Ngawi

Ngawi,Mediarepublikjatim.com-ES (22) hanya bisa pasrah ketika petugas Satreskrim Polres Ngawi menghadang busnya di Terminal Kertonegoro, Ngawi, Jawa Timur pada Kamis (28/4/2022) lalu. Dirinya sempat protes lantaran dia tengah bekerja sebagai kernet salah satu bus trayek Jawa Timur-Jawa Tengah dan hendak menuju ke Surabaya. Namun, dirinya tak bisa melanjutkan perjalanannya karena dia harus ikut petugas ke kantor polisi.

Pemuda asal Kecamatan Sine Ngawi itu ditangkap karena polisi mendapatkan laporan bahwa ES menyetubuhi pacarnya RAS yang berumur 14 tahun di sebuah rumah usai RAS pulang sekolah. Ibu RAS, yakni SW (38) melaporkan ES usai putrinya bercerita kalau dia sudah disetubuhi oleh ES.

Kejadian berawal saat SW yang tak mendapati putrinya saat pulang sekolah pada 14 Maret 2022. Bahkan, putrinya tidak pulang selama tiga hari. Dirinya pusing mencari anaknya. Hingga anaknya pulang jalan kaki pada 17 April 2022

Dia pun bercerita pada ibunya kalau dia habis disetubuhi dan dicabuli usai ES mengajaknya minum minuman keras di sebuah rumah. Kemudian, tiga hari setelahnya SW melaporkan tindakan keji ES pada Polres Ngawi.

“Petugas kami melakukan pencarian selama seminggu. Dan kami mendapatkan informasi kalau pelaku bekerja sebagai kernet bus. Akhirnya, setelah menjaring informasi petugas kami menangkap terduga pelaku di Terminal Kertonegoro,” ungkap Kapolres Ngawi AKBP I Wayan Winaya pada media, Sabtu (30/4/2022)

Keterangannya pada penyidik, ES membenarkan dan mengakui perbuatannya telah melakukan tindak pidana pencabulan dan persetubuhan terhadap RAS yang juga warga Kecamatan Sine.

“Pasal 81 (1) atau Pasal 82 (1) UU RI Nomor 17 Tahun 2016 tentang Penetapan PERPU Nomor 1 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Atas UU RI Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak menjadi Undang Undang. Ancaman kurungannya maksimal 15 tahun penjara berikut denda maksimal Rp 5 miliar,” kata Winaya.

Dia berpesan pada siapapun agar tetap mengawasi pergaulan anak-anaknya. Terlebih yang masih dibawah umur. Siapa saja bisa menjadi pelaku pelecehan. Keluarga harus memberikan edukasi pada anak dan memberikan perlindungan. (lim)